Selasa, 04 Juni 2013

Bagaimana Kalau Nona Pakai Merpati Pos Saja?

Ini diambil dari status Facebook saya hari ini. Menunjukkan sedikit kekesalan saya terhadap beberapa teman yang awalnya meminta bantuan saya, tapi begitu saya konfirmasi lagi, tak ada satu pun yang membalas pesan saya. Bukan apa-apa, saya sudah memberi tahu mereka lewat pesan singkat maupun Twitter, tak ada yang merespons. Sampai akhirnya hari ini saya tagih lagi, ternyata yang terjadi adalah....mereka tidak jadi meminta bantuan saya karena mereka sudah punya rencana lain! Ealah, Nduk. Punya rencana lain ya nggak papa, tapi mbok ya ngabari gitu lho kalau nggak jadi. Dan ini dia status Facebook yang saya bikin hari ini (plus curhatan saya di bawahnya):



Kalau kata orang Jepang, mottainai. Percuma punya ponsel pintar kalau 'kepintarannya' tidak dimanfaatkan. Ironis. Gini lho ya. Bukankah fungsi utama ponsel adalah untuk berkomunikasi? Oh yeah, meskipun akhir-akhir ini fitur setiap ponsel semakin beragam dan semakin canggih. Tapi, jangan lupakan fungsi utamanya, ya, Nona-Nona Manis. Kalau tidak bisa membalas pesan singkat saya karena nggak ada pulsa, bukankah kita juga 'berteman' di berbagai jejaring sosial yang 'njelentrek' itu? Saya tahu Nona-Nona ini juga suka sekali daring, sama seperti saya, kan? Jangan dikira saya nggak tahu. Setelah saya mengabarkan apa yang akan saya lakukan kepada Nona-Nona sekalian melalui kicauan saya di Twitter, ada kicauan-kicauan lain dari Nona-Nona. Jadi, Nona-Nona ini sedang daring di saat saya mengabarkan hal tersebut. Ya, kan? Mustahal kalau Nona-Nona tidak membaca mensyen-an dari saya. Saya juga ngecek kata-kata saya di pesan-pesan saya, jangan-jangan ada yang salah. Tapi sepertinya tidak. Saya memakai kata-kata yang menurut saya sopan, jelas, meskipun bisa jadi terdengar tegas di bagian akhir. Tapi menurut saya itu tidak masalah. Jadi, alibi Nona-Nona kenapa tidak membalas kicauan maupun pesan singkat saya sudah runtuh semua. Maaf.

"Apa, sih Fia ini. Lebay deh. Cuman rencana doang, kan? Belum jadi kan eksekusinya?"

Iya. Tapi kan hellooooooo saya-butuh-kepastian, Nona Manis. Saya ini memikirkan perkataan Nona-Nona yang menyuruh saya cepat-cepat melakukan permintaan Nona-Nona. Deshou? Karena tidak cuma Nona-Nona saja yang terlibat di dalamnya. Tapi juga orang lain. Saya juga memikirkan ihwal rencana-rencana lain. Dan lagi-lagi, Nona-Nona. Tolong. Itu ponsel pintarnya Nona-Nona dipakai dengan semestinya ya. Jangan meremehkan pesan apapun. Mungkin bagi Nona-Nona pesan-pesan saya ini sepele dan nggak penting. Tapi tidak buat saya, Nona-Nona. Pesan itu penting. Karena saya butuh balasan dari Nona-Nona. Ugh. Butuh. Ternyata 'butuh' itu relatif ya. Kalau saya bilang saya butuh X, belum tentu orang lain juga butuh X di waktu yang sama. Mungkin intinya saya jangan egois gitu, ya. Eh tapi masa' iya dalam hal ini saya egois? Kalau saya egois, saya tidak mungkin dong mengabarkan hal-hal itu pada Nona-Nona?

Ah sudahlah. Saya nggak tanggung deh kalau nanti ada apa-apa.

Sepertinya keren juga kalau Nona-Nona kembali lagi ke zaman merpati pos. Unik, klasik, dan romantis lho. Ponsel pintarnya? Berikan saja pada saya :))


Merpati Pos
Kembali ke zaman merpati pos :)



ja ne...